Hit the gas and there's ain't no brake on this lost highway . . . . .

Selasa, 05 Juni 2012

Peran Asuransi Jiwa Dwiguna Dalam Meningkatkan Efisiensi Lembaga Keuangan


Secara umum, lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, menghimpun dana dan menyalurkan dana ke masyarakat. Lembaga keuangan sendiri dibagi lagi menjadi lembaga keuangan bank dan non bank. Dan salah satu bentuk lembaga keuangan non bank adalah asuransi.
Asuransi merupakan perusahaan yang bergerak dalam usahan pertanggungan. Setiap nasabah dikenakan polis asuransi yang harus dibayar sesuai dengan perjanjian dan perusahaan akan menanggung semua kerugian yang diderita oleh nasabah ketika terjadi musibah atau terkena resiko seperti yang sudah diperjanjikan. Artinya usaha asuransi merupakan kegiatan menanggung resiko yang dikaitkan dengan keuangan antar polis yang harus dibayar dan klaim yang diterimanya. Besarnya polis akan mempengaruhi klaim yang akan diterima. Perusahaan asuransi dibagi ke dalam beberapa jenis, seperti asuransi jiwa, kesehatan dan kerugian atau general. Asuransi jiwa sendiri terbagi kembali menjadi tiga jenis yaitu asuransi jiwa berjangka, asuransi jiwa dwiguna dan asuransi jiwa annuitas. Di sini kami akan lebih mendalami asuransi jiwa dwiguna.
Asuransi dwiguna adalah produk asuransi yang dirancang khusus untuk mengakumulasi sekaligus mengamankan kekayaan. Seperti namanya, asuransi ini memberikan dua guna, yaitu perlindungan asuransi jiwa dan tabungan. Polis asuransi dwiguna menjamin pembayaran sejumlah uang tertentu pada tanggal jatuh tempo. Jatuh tempo yang paling umum adalah 10, 15, 20 tahun atau sampai usia tertentu.
Pada asuransi dwiguna berpartisipasi (participating endowment insurance), selain menjamin akan membayar dalam jumlah tertentu, polis juga memberikan jumlah tambahan yang besarnya tidak dijamin, sesuai hasil keuntungan yang dibagikan. Jumlah yang dijamin disebut manfaat jatuh tempo (maturity benefit) dan manfaat yang tidak dijamin disebut bonus. Keduanya dibayarkan pada saat jatuh tempo. Bila tertanggung meninggal dunia pada masa asuransi, polis membayar manfaat kematian (death benefit) dan bonus, jika ada.
Polis juga dapat diuangkan di awal (ditebus) untuk mendapatkan nilai tebus yang besarnya ditentukan oleh perusahaan asuransi tergantung berapa banyak premi yang telah dibayar, dividen atau bonus yang diakumulasikan dan biaya yang dikenakan. Namun, kecuali karena keadaan darurat keuangan, Anda tidak disarankan menebus polis sebelum jatuh tempo karena akan terkena pinalti atau denda.
Polis asuransi dwiguna tidak berpartisipasi (non-participating endowment insurance) hanya memberikan manfaat kematian atau manfaat jatuh tempo sesuai nominal dalam polis, tanpa bonus apa pun.

Kegunaan
Polis asuransi dwiguna sebenarnya lebih merupakan tabungan daripada asuransi. Polis ini adalah program menabung untuk tujuan tertentu dan melindungi program tersebut dari situasi buruk pembayar premi. Pembayar premi hidup atau meninggal, sehat atau sakit parah, program menabung tetap berjalan sesuai rencana. Banyak orang menggunakan asuransi jiwa dwiguna untuk mendanai kebutuhan keuangan masa depan, seperti pendidikan anak atau pensiun.
Meskipun preminya yang jauh lebih mahal daripada asuransi whole life, asuransi dwiguna dapat menjadi solusi bagi yang tidak memiliki disiplin menabung dan berinvestasi secara teratur. Polis ini baik bagi kalangan muda karena menyediakan kesempatan untuk melindungi dari risiko dan memberikan kebebasan finansial di hari tua.

Kelemahan atau keunggulan
Kelemahan sekaligus keunggulan asuransi dwiguna adalah uang yang disetorkan “terkunci” dan tidak bisa memindahkan tabungan ke instrumen lain yang lebih menguntungkan jika kondisi pasar sedang bagus (seperti pada asuransi unit link). Namun, di sisi lain, karena terkunci maka akan lebih disiplin dalam menggunakan uang sesuai rencana yang telah ditetapkan. Jaminan pembayaran dalam jumlah dan waktu tertentu juga melindungi nasabah bila kondisi pasar memburuk (seperti pada saat krisis moneter, di mana polis dwiguna bernominal dollar memberikan keuntungan luar biasa dari depresiasi rupiah).
Asuransi ini memiliki kaitan dengan efisiensi lembaga keuangan. Sebelumnya mari kita review apa itu efisiensi lembaga keuangan.
Efisiensi merupakan suatu ukuran keberhasilan yang dinilai dari segi besarnya sumber atau biaya untuk mencapai hasil dari kegiatan yang dijalankan.Efisiensi didefinisikan sebagai perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input), atau jumlah yang dihasilkan dari satu input yang dipergunakan. Suatu perusahaan dapat dikatakan efisiensi apabila mempergunakan jumlah unit yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah unit input yang dipergunakan perusahaan lain untuk menghasilkan output yang sama, atau menggunakan unit input yang sama, dapat menghasilkan jumlah output yang lebih besar. (Permono dan Darmawan, 2000; 2) .
Efisiensi juga bisa diartikan sebagai rasio antara output dengan input. Ada tiga faktor yang menyebabkan efisiensi, yaitu (1) apabila dengan input yang sama dapat menghasilkan output yang lebih besar, (2) input yang lebih kecil dapat menghasilkan output yang sama, dan (3) dengan input yang lebih besar dapat menghasilkan output yang lebih besar lagi. (Ghofur dalam Atmawardhana, 2006; 40) .
Tobin menyebutkan ada empat faktor yang menyebabkan efisiensi dalam lembaga keuangan. Faktor utama adalah efisiensi karena arbitrase informasi, kedua efisiensi karena ketepatan penilaian asset-asetnya, ketiga adalah efisiensi karena lembaga keuangan bank mampu mengantisipasi resiko yang muncul, dan yang keempat adalah efisiensi fungsional, yaitu berkaitan dengan administrasi dan mekanisme pembayaran yang dilakukan oleh sebuah lembaga keuangan. Termasuk didalam efisiensi fungsional ini adalah risk pooling, general insurance, administrasi, dan mobilisasi dana masyarakat. (Atmawardhana, 2006; 41).
Pemakaian konsep effisiensi biasanya digunakan untuk mengukur tingkat efektifitas dari suatu lembaga keuangan. Penerapan pengukuran tingkat effisiensi yang saat ini paling sering digunakan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan maupun lembaga keuangan adalah metode DEA (Data Envelopment Analysis). Keterbatasan yang terdapat dalam DEA adalah konsep efisiensi relativenya, definisi efisiensi relative yang digunakan oleh DEA berdasarkan pada:
1.      Efisiensi dalam arti luas (Koopmans Definitions): efisiensi penuh (100%) dicapai oleh DMU (decision making unit) apabila dan hanya bila tidak ada ouput atau input yang bisa ditambah atau dikurangi tanpa memperburuk input atau output yang lain. Namun dalam banyak aplikasi ilmu social maupun manajemen, nilai efisiensi tidak bisa diketahui secara teoritis. Karena itu konsep efisiensi yang digunakan adalah,
2.      Efisiensi relative: sebuah DMU mendapatkan nilai efisiensi 100% berdasarkan bukti yang tersedia bila dan hanya bila performa dari DMU-DMU lain tidak menunjukkan ouput atau input yang bisa ditambah atau dikurangi tanpa memperburuk input atau output yang lain. 

Bank sebaiknya memiliki anak perusahaan yang berupa lembaga pembiayaan lainnya seperti misalkan leasing, agency, dan asuransi. Hal ini bertujuan agar sirkulasi pendanaan yang terjadi di Bank bisa terus berjalan lancar dan saling melengkapi. Sehingga apabila suatu saat terjadi permasalahan kolektibilitas dana, seperti misalkan nasabah yang meminjam uang di bank dan meninggal sebelum cicilan lunas, bank tidak akan mengalami kerugian karena sisa cicilan nasabah tersebut sudah digantirugi oleh pihak asuransi dari pinjaman yang diasuransikan.
Sementara bila sewaktu-waktu pihak asuransi membutuhkan dana bisa dibantu oleh bank. Sehingga tingkat efisiensi antara lembaga keuangan bisa tercipta karena adanya hubungan timbal balik antara bank dan pihak asuransi.



Sumber:
http://solusiasuransi.com/asuransi-jiwa-dwiguna-tabungan-yang-dijamin-dan -diproteksi-asuransi/wds


Tugas kelompok bersama Eka Agustianingsih dan Andisa Rahmi Maulina

Senin, 04 Juni 2012

Bunga Deposit dan Metode Perhitungannya


Dalam menghimpun dana, ada tiga cara yang bisa dilakukan oleh bank, yaitu melalui deposit, securities dan capital. Sementara untuk deposit sendiri dibagi menjadi tiga jenis yang terdiri atas saving deposit (tabungan), time deposit (deposito), dan demand deposit (giro). Berikut ini akan dijelaskan lebih rinci mengenai bagaimana proses dalam penghitungan bunganya.

Tabungan
Menurut Undang-undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan /atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu yang dimana penyetoran maupun penarikannya dapat dilakukan kapan saja. Tabungan merupakan sebagian pendapatan masyarakat yang tidak dibelanjakan disimpan sebagai cadangan guna berjaga-jaga dalam jangka pendek.  
Bunga tabungan diberikan bank agar dana yang tersimpan di tabungan dapat berkembang, sehingga nasabah semakin rajin menabung. Bunga tabungan biasanya dihitung tiap akhir bulan dari saldo rata­rata harian pada bulan tersebut. Bunga tabungan bisa diberikan secara single rate. Artinya, berapa pun jumlah uang Anda di tabungan bunganya tetap sama. Bisa juga diberikan secara bertingkat. Artinya pada jumlah saldo yang berbeda, bunga yang diberikan tidak sama. Biasanya, semakin banyak saldo yang mengendap bunga yang diberikan semakin tinggi. Suku bunga tabungan dapat berubah sewaktuwaktu,karena itu suku bunga ini disebut suku bunga mengambang atau floating rate. Beberapa bank menetapkan suku bunga tabungan tetap untuk jangka waktu tertentu (fixed rate). Dan biasanya bunga tabungan yang diperoleh akan dikenakan pajak sesuai ketentuan berlaku.
Secara umum dalam menghitung bunga tabungan terdiri atas tiga macam metode. Untuk lebih jelasnya akan dibahas masing-masing metode dengan menggunakan kasus yang sama.
Berikut ini adalah transaksi rekening tabungan Tuan Andi untuk bulan Oktober tahun 2005 dengan suku bunga 12% dan pajak 15%. 
a.      Metode Saldo Terendah. Dalam metode ini, perhitungan bunga menggunakan saldo terendah selama bulan berjalan. Adapun rumus dalam menghitungnya adalah sebagai berikut:
b.      Metode Perhitungan Bunga Berdasarkan Saldo Rata-rata Pada metode ini, bunga dalam satu bulan dihitung berdasarkan saldo rata-rata dalam bulan berjalan. Sehingga kita harus menghitung terlebih dahulu saldo rata-rata hariannya.

Sehingga apabila sudah diperoleh besarnya saldo harian rata-ratanya, bisa dilakukan penghitungan bunga yang diperoleh seperti berikut ini:

c.       Metode Perhitungan Bunga Berdasarkan Saldo Harian Pada metode ini bunga dihitung dari saldo harian. Bunga tabungan dalam bulan berjalan dihitung dengan menjumlahkan hasil perhitungan bunga setiap harinya. 

Sehingga dengan menggunakan metode rata-rata harian, jumlah bunga yang diperoleh adalah sebesar Rp 12.000,1.



Giro
Seorang nasabah giro yang mempunyai saldo kredit selama masa perhitungan bunga akan diberikan  jasa giro. Jasa giro merupakan  beban bunga bank yang harus dibayar kepada nasabah. Metode perhitungan  jasa giro  ada 3 macam ; metode saldo harian, metode  saldo terendah, metode rata-rata. Adapun dasar perhitungan: 
                              Nominal  X IR X  Jumlah hari
                                    365
Berikut ini adalah rekening koran dalam kasus menghitung bunga giro.


                        
a.      Saldo Harian
Dari rekening koran di atas untuk perhitungan jasa giro dengan menggunakan saldo menurun adalah sebagai berikut. Dasar Perhitungan/Rumus :
Nominal  X IR X  Jumlah hari
365



   
b.      Saldo terendah
Cara perhitungan dengan saldo terendah adalah diambil  dari saldo yang terendah dalam  bulan yang bersangkutan. Pada contoh rekening koran diatas  saldo yang terendah adalah Rp. 2.000.000,- sehingga jasa giro yang dibayar adalah  sebagai berikut :         

                                                                                           

c.       Saldo rata-rata
Cara perhitungannya adalah: saldo harian dijumlahkan kemudian  dibagi dengan jumalah hari, hasilnya merupakan nominal/saldo yang  dipakai sebagai dasar perhitungn jasa giro. Perhitungan  jasa giro dari Rekening Koran Tuan Priambodo pada bulan  Agustus 2001  di atas sebagai berikut :
                                                        
Dari ketiga cara penentuan tarif jasa giro (bunga giro), kita bisa membandingkan, manakah diantara metode penentuan tarif jasa giro yang paling menguntungkan nasabah, dan manakah, tariff jasa giro yang menguntungkan pihak bank. Tentunya dalam hal ini tariff jasa giro yang menghasilkan bunga giro paling tinggilah yang akan menguntungkan nasabah, dan tariff jasa giro yang menghasilkan bunga giro paling rendahlah yang akan menguntungkan pihak bank. Kalau tarif jasa giro itu menghasilkan bunga giro tinggi, itu biasanya dihindari oleh pihak bank, karena pihak bank akan menanggung beban bunga untuk giro nasabahnya semakin besar.

Deposito
Deposito berjangka (time deposit) adalah simpanan berjangka yang penarikannya dapat dilakukan setelah jangka waktu berakhir. Deposito berjangka ini terbagi berdasarkan jangka waktunya dan menjadi beberapa jenis, yaitu :
a. Deposito berjangka 1 bulan
b. Deposito berjangka 3 bulan
c. Deposito berjangka 6 bulan
d. Deposito berjangka 12 bulan
Cara penghitungan bunga deposito berjangka :
BUNGA = Nominal x tingkat bunga x hari bunga
365                 
Contoh kasus :
Agusmembuka deposito berjangka 1 bulan, pada juni 2011 selama 30 hari sebesar 20 juta dengan suku bunga 5,75% per tahun. Berapa bunga yang diterima Agus?
*deposito berjangka yang jumlahnya diatas 7,5 juta terkena pajak sebesar 20%


Jawab :
BUNGA = 20.000.000 x  0,0575 x 30 hari
                                    365
            = 94.520 (sebelum pajak)
            = 75.616 (laba bersih setelah pajak)

Sertifikat deposito adalah simpanan berjangka atas pembawa yang dikeluarkan oleh dengan izin Bank Indonesia sebagai bukti simpanan yang dapat diperjual belikan atau dipindah tangankan. Sertifikat deposito bank dapat menentukan sendiri tingkat bunga atau diskonto sertifikat  deposito yang diterbitkannya.

Cara penghitungan bunga sertifikat deposito :
Pada sertifikat deposito, bunga tidak dihitung di akhir periode, tetapi mengurangi harga awal pembelian sertifikat, dengan rumus :
            P          = Pokokx 365
                          Rate x hari + 365
            P          : nilai yang harus dibayar
            Pokok   : nilai nominal sertifikat deposito

Contoh kasus :
Anang ingin membeli sebuah sertifikat deposito bernilai 5 juta rupiah dengan jangka waktu 30 hari dan suku bunga 5,75% per tahun. Berapa jumlah uang yang harus Anang keluarkan untuk dapat memiliki sertifikat tersebut?
Nilai yang dibayar       =   Rp. 5.000.000 x 365
                                    5,75% x 30 + 365
                                    = Rp. 4.976.481,014

Diskonto (Bunga)        = Rp. 5.000.000 – Rp. 4.976.481,014
                                    = 23.518,986

Perbedaan antara deposito berjangka dengan sertifikat deposito adalah sbb:
1.      Deposito berjangka hanya dapat dicairkan atas nama pemegang sedangkan sertifikat deposito dapat dicairkan atas unjuk oleh siapapun.
2.      Deposito Berjangka tidak dapat diperjualbelikan sedangkan sertifikat deposito dapat ddiperjual belikan.
3.      Deposito berjangka tidak dapat dipindahtangankan sedangkan sertifikat deposito dapat dipindahtangankan .
4.      Bunga deposito berjangka diterima tiap akhir bulan sedangkan bunga sertifikat deposito diterima dimuka.
5.      Deposito berjangka dapat dibuka dalam mata uang asing disamping mata uang rupiah, sedangkan sertifikat deposito berjangka hanya dapat diberikan dalam mata uang rupiah.
6.      Jumlah nominal minimum deposito berjangka adalah Rp. 1.000.000,- sedangkan jumlah nominal setiap lembar sertifikat deposito adalah Rp. 5.000.000,-

DEPOSITO ON CALL adalah simpanan tetap berada di bank, selama deposan tidak membutuhkannya. Deposito ini agak berbeda dengan deposito berjangka. Apabila deposan akan menarik simpanan depositonya, terlebih dahulu memberitahukan kepada Bank. Pemberitahuan penarikan deposito sesuai dengan perjanjian antara deposan dengan bank.
DEPOSITO AUTOMATIC ROLL OVER adalah deposito yang jika sudah jatuh tempo tetapi deposito tersebut oleh nasabah yang bersangkutan belum dicairkan maka secara otomatis bunganya akan diperhitungkan.


Sumber:


TUGAS kelompok bersama Eka Agustianingsih dan Andisa Rahmi Maulina

Minggu, 03 Juni 2012

Mekanisme Pelayanan Perbankan



Lalu lintas moneter seperti kliring merupakan hal yang penting dalam mendukung proses transaksi bisnis. Kliring merupakan proses perhitungan utang piutang antara para peserta atau bank – bank umum secara terpusat di satu tempat dengan cara saling menyerahkan surat-surat berharga dan surat-surat dagang yang telah ditetapkan untuk dapat diperhitungkan dengan mudah dan aman, serta untuk memperluas dan memperlancar lalulintas pembayaran giral. Untuk lebih memperjelas mekanisme kliring maka akan terdapat ilustasi dibawah ini.













                           Contoh Transaksi : (Nota Debet Keluar dan Nota Debet Masuk)Gambar 1
Atun dan Joko melakukan transaksi jual beli atas sejumlah kerupuk senilai Rp 50Juta.
1.      Dalam melakukan pembayaran Joko meyerahkan Cek dari Siti Bank kepada Atun
2.       Setelah Menerima cek tersebut, lalu Atun segera memproses cek tersebut di Bank dimana Atun menjadi  Nasabah  (di Karman Bank)
3.      Setelah cek diterima oleh Karman Bank, lalu mereka segera memprosesnya dengan mengeluarkan Warkat (Nota Debet Keluar) kepada Lembaga Kliring (Bank Indonesia).
4.      Lembaga Kliring akan meneruskan Warkat tersebut kepada Siti Bank (Nota Debet Masuk)
Setelah proses pengecekan warkat dan cek dinyatakan sah oleh Siti Bank,  maka dilakukan informasi kepada Lembaga Kliring untuk mendebet rekening Siti Bank di Bank Indonesia (BI). Setelah proses pendebetan rekening Siti Bank selesai dilakukan, maka selanjutnya dilakukan pengkreditan pada Rekening Karman Bank di Bank Indonesia (BI).

Namun apabila Joko tidak memiliki simpanan giro yang mencukupi maka yang terjadi adalah :
5.      Bank Karman akan mengeluarkan Nota Kredit Keluar (NKK) kepada Lembaga Kliring
6.      Lembaga Kliring akan meneruskan Nota Kredit Keluar tersebut kepada Bank Siti.
7.      Kemudian Bank Siti akan mengeluarkan Tolakan Kliring dikarenakan giro yang dimiliki oleh Joko tidak cukup.

a)      Nota Debet Keluar yaitu warkat yang disetorkan oleh nasbah suatu bank untuk keuntungan rekening nasbah tersebut.
b)      Nota Kredit Keluar yaitu warkat pembebanan ke rekening nasabah yang menyetorkan untuk keuntungan rekening nasabah bank lain.
c)      Nota Debet Masuk yaitu warkat yang diserahkan oleh peserta lain atas beban nasabah bank yang menerima warkat.
d)     Nota Debet Keluar yaitu warkat yang diserahkan oleh peserta lain untuk keuntungan nasabah bank yang menerima warkat.


Segera setelah proses kliring berjalan, pada sore hari masing-masing bank akan membuat perhitungan kliring untuk mengetahui apakah bank tersebut menang atau kalah kliring. Bank yang menang kliring adalah bank yang jumlah warkat tagihan warkat kliring melebihi pembayaran warkat kliringnya. Bank yang kalah kliring justru sebaiknya, dimana pembayaran warkat kliring lebih besar dari warkat tagihan.

·         ND Keluar akan menambak Rek di Bi (+)
·         ND Masuk akan mengurangi Rek di BI (-)
·         NK keluar akan mengurangi Rek di BI (-)
·         NK masuk akan mebambah Rek di BI (+)
(+) (-)
                        jika (+) maka menang kliring
                       jika (-) maka kalah kliring

Untuk mencegah terjadinya kalah kliring, Bank wajib menjaga besaran Giro Wajib yang terdapat di Bank Indonesia. Giro wajib tersebut umum dikenal dengan istilah “Giro Wajib Minimum” yakni,  adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank dalam bentuk saldo Rekening Giro pada Bank Indonesia yang besarnya ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar persentase tertentu dari DPK ( Dana Pihak Ketiga ) atau simpanan masyarakat. Giro Wajib M inimum  dalam rupiah adalah  sebesar 8% (delapan persen) dari DPK dalam  rupiah. Simpanan minimum ini bisa disebut LRR ( Legal Reserve Requirement ).

Apabila total perhitungan kliring dari suatu bank mengalami kekalahan, maka dianjurkan bank tersebut meminjam dana dari bank lain atau lembaga keuangan yang umumnya disebut dengan call money. Bank yang memiliki simpanan yang dilebihkan (Excess Reserve) dari simpanan minimumnya dapat meminjamkan kepada bank lain yang membutuhkan. Kekalahan kliring tidak mempengaruhi likuiditas bank apabila hasil setelah kekalahan tidak kurang dari Giro Wajib Minimum.















LIABILITIES
Sumber dana bank ada 3 :
1.              Modal (dana pihak 1)
-           Laba ditahan (retained earning)
-      Saham
2.              Security (Pihak 2)
-     Obligasi / hutang pihak lain
-     Kredit likuiditas bank Indonesia (KLBI)
3.              Deposit  (cash in flow)
-    Tabungan (saving deposit ) dapat diambil melalui ATM dan Tunai
-    Giro ( demand deposit) dapat di ambil memlalui bilyet giro dan cek
-   Deposit  (time deposit) berjangka, ARO (automatic roll), sertificate of deposit.

Liabilities terbagi menjadi 3:
1.      Deposit  (Cash in flow)
2.      Security Obligasi / hutang, kredit likuiditas BI (KLBI)
3.      Capital laba ditahan (retained) dan saham
Ada 3 hal yang membuat masyarakat menyimpan uang yaitu:
1.       Interest (Bunga)
2.       Trust (Prudent bank) dapat di percaya
3.       Transfer of risk (Bank bisa menjadi penjamin resiko

ASSET
Asset terdiri dari :
1.      cash reserves
2.      loan / kredit (loan to deposit ratio L/D + CAP x 100 % )
3.      Securities (saham, piutang, obligasi)
4.      other asset
Yang terbesar di loan / kredit cash out flow bank boleh memberi kredit max 110% LDR (loan to deposit ratio) setiap orang yang meminjam uang min 100 juta dapat menyalurkan 110juta
-          Bank boleh menggandakan uang 110 juta
-          Setiap kredit yang disalurkan bank harus cukup 110
-          KUK / KUR kredit usaha rakyat
Pemerintah memerintahkan loan yang tersalur 20% dari kredit yang disalurkan bebentuk pinjaman usaha kecil. Uang deposit dan capital tersalur ke kredit untuk mencari i2 cash reserve ( bank wajib mempunyai uang tunai yang cukup) min 80% dari deposit.
Ada 2 tolak ukur
-          Harus mempunyai uang tunai
-          Harus menyimpan uang di BI r/k kliring besarnya min 80 % dr deposit nama aturannya legal reserce
Di Indonesia bank ada 3 :
-          Bank Sentral (BI) tidak boleh melayani nasabah
-          Bank Umum ( bisa melayani kliring lalu lintas moneter, mmpunyai simpanan di BI
-          Bank BPR


     Rekening Antar Kantor (RAK) , merupakan jasa bank yakni transfer melalui Bank yang sama tetapi berbeda daerah. Sebagai ilustrasinya, Atun seorang nasabah Bank BRI di Jakarta ingin mengirim uang ke Joko yang mana seorang nasabah Bank BPD Papua di wilayah Mapi. Oleh karena Atun dan Joko berbeda Bank dan daerah, maka harus melalukan transfer di daerah yang memiliki cabang Bank BRI dan BPD. Kemudian Bank BRI dan BPD melakukan kliring melalui BI, setelah itu Bank BPD Papua di Makassar melakukan transfer ke BPD Papua di Mapi. Dibawah adalah skema dan pencatatannya di setiap bank.


Kemudian untuk kasus transfer nasabah yang berada di negara yang berbeda, Atun berada di Negara yang berbeda dengan Joko ingin mengirim uang. Maka ada 2 cara yang dapat digunakan, yakni Bank Draft atau Payment Order. 

Bank Draft  memilik mekanisme seperti contoh Atun menyerahkan uang ke Bank Arab Saudi kemudian Atun menerima Bank Draft yang akan dikirim ke Joko melalui surat kemudian Joko dapat mencairkannya di Bank BRI di Jakarta yang tertera dalam Bank Draft tersebut. Cara kedua, Atun menyerahkan uang ke Bank Arab Saudi kemudian Bank Arab Saudi mengirimkan Payment Order Ke bank BRI di Jakarta dan Joko dapat mencairkan dana tersebut. Jika ingin melakukan transfer antar negara, tentu saja dengan syarat kedua bank harus memiliki kerja sama  (correspondent bank).


Dengan memiliki nomor rekening dan nasabah yang berbeda dan setiap kantor bank memiliki nomor, dengan demikian akan mempermudah pengelompokkan di neraca asset dan liabilities .

Setiap hari bank selalu melakukan proses akhir hari per saldo rekening yang terjadi pada hari tersebut. Dan pada akhir bulan bank juga menghitung saldo akhir bulan per rekening yang nantinya akan menjadi saldo awal bulan selanjutnya. Perhitungan saldo akhir bulan yaitu:
Saldo akhir bulan = saldo akhir hari + bunga
Sedangkan perhitungan bunga yaitu:
 bunga untuk liabilities dibagi 365 hari; sedangkan untuk asset dibagi 360 hari.


Metode perhitungan bunga:
1.       Saldo terendah
Contoh: tabungan Atun di Siti Bank seperti tabel dibawah dengan tingkat bunga 10%.

2.       Saldo rata-rata
Dalam kasus diatas, maka saldo rata-rata per bulan (50+60+45+35)/4= 47,5 juta
   


3.       Saldo harian
Saldo harian dihitung per perubahan saldo, berdasarkan contoh diatas maka

Menghitung bunga kredit ada 2 cara yaitu:
1.       Flat (Fix rate)
Contoh: leasing à Atun meminjam uang sebesar 10 juta, tingkat bunga 10%/thn selama 3 tahun pinjaman. Maka tingkat bunganya mnenjadi 30%/3thn untuk pinjaman 10 juta. Hasil cicilan bunga akan tetap selama 3 tahun sebesar:





2.       Anuitas Contoh: Kredit