Hit the gas and there's ain't no brake on this lost highway . . . . .

Kamis, 19 Mei 2011

Peran UKM dalam Perekonomian Indonesia

         Peranan Usaha Kecil Menengah ( UKM ) bagi perekonomian nampaknya sangatlah besar bagi perekonomian Indonesia , seperti yang dikatakan oleh Dewan Pimpinan Pusat Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (DPP HIPPI), Suryo B.Sulisto, MBA. "Peran Usaha Kecil Menengah (UKM) di Indonesia sangat besar dan telah terbukti menyelamatkan perekonomian bangsa pada saat dilanda krisis ekonomi tahun 1997", tuturnya.
“UKM lah yang justru dapat tetap survive dan bertahan sedangkan perusahaan – perusahaan besar yang begitu luar biasanya mendapat dukungan dari pemerintah masa lalu ternyata tidak mampu menghadapi krisis bahkan banyak yang collapse dan berguguran”, lanjutnya pada Musyawarah Daerah VI HIPPI Propinsi Jateng di Hotel Pandanaran, Semarang.
Namun menurutnya kebijakan pemerintah dewasa ini telah cukup menunjukkan keberpihakan pada usaha kecil dan menengah. Banyak sudah upaya dan langkah-langkah pemerintah menyangkut pemberdayaan pada usaha kecil dan menengah dalam lima tahun terakhir ini. Ia menambahkan, kebijakan pemerintah untuk berpihak kepada UKM itu merupakan langkah yang sangat tepat guna membangkitkan perekonomian bangsa dan negara.
Kemudian ia menjelaskan, di negara-negara majupun, baik di Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Italia, UKM lah yang menjadi pilar utama perekonomian negara. Keadaan itu hanya mungkin terjadi karena pemerintahan daripada negara-negara tersebut mempunyai kebijakan yang mendukung terciptanya kondisi dimana usaha kecil menengah mereka menjadi sangat sehat dan kuat.
Ia menegaskan, sebagai usaha kecil yang ikut didalam pembangunan perekonomian bangsa, UKM harus menjalin kerjasama bisnis secara profesional, bersih, transparan dan bertanggung jawab dengan pemerintah daerah, pusat maupun negara luar .
Oleh karena itu sebagai pengusaha dan juga anggota HIPPI diharapkan untuk tidak terlibat dalam praktek-praktek yang tidak terpuji seperti penyelundupan, penjarahan hutan, penggelapan pajak dan lain sebagainya, lanjut dia.


Peran UKM Sangat Besar dalam Selamatkan Perekonomian Bangsa:http://berita.kapanlagi.com/ekonomi/nasional/peran-ukm-sangat-besar-dalam-selamatkan-perekonomian-bangsa-hnoplfp.html , Kamis 19 Mei 2011, jam 17.33.

Minggu, 08 Mei 2011

Pengaruh Tingkat Pendapatan Perkapita Terhadap Tingkat Kematian Bayi

Tabel Angka Kematian Bayi

No
Provinsi
1990
1994
1997
1999
2003
2007
1
Sumatera Utara
61
61
45
41
42
46
2
Sumatera Barat
74
68
66

48
48
47
3
DKI Jakarta
40
30
26
24
35
28
4
Jawa Tengah
65
51
45
36
36
26
5
Kalimantan Timur
58
61
51
33
42
26
6
Sulawesi Selatan
70
64
63
36
47
41
7
Bali
51
58
40
31
14
34
8
Nusa Tenggara Barat
145
110
111
81
74
72
9
Maluku
76
68
30

40
na
59
10
Papua
80

61

64

52

na
36

          Sumber:  http://www.bps.go.id/ 


Pendapatan perkapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu negara. Pendapatan perkapita didapatkan dari hasil pembagian pendapatan nasional suatu negara dengan jumlah penduduk negara tersebut. Pendapatan perkapita juga merefleksikan PDB per kapita.
Pendapatan perkapita sering digunakan sebagai tolak ukur kemakmuran dan tingkat pembangunan sebuah negara; semakin besar pendapatan perkapitanya, semakin makmur negara tersebut.
Pendapatan  perkapita juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi seberapa besar atau rendahnya tingkat kematian bayi. Kasus kematian bayi yang terjadi di Indonesia masih tinggi, sakah satunya karena di sebabkan masih rendahnya pendapatan perkapita dari masyarakat Indonesia. Telah disebutkan di atas, bahwa pendapatan perkapita acap kali digunakan sebagai tolak ukur kemakmuran masyarakat di suatu Negara. Oleh sebab itu, rendahnya pendapatan perkapita Indonesia menandakan bahwa betapa masih rendahnya kemakmuran rakyat Indonesia dan tentunya menunjukkan bahwa masih banyak sekali rakyat Indonesia yang masih hidup di bawah garis kemiskinan.
Rendahnya pendapatan yang diterima masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia yang hidup dibawah garis kemiskinan tentu juga akan mempengaruhi gaya hidup mereka. Gaya hidup yang jauh dari kata sehat, seperti ibu mengandung yang tidak memperhatikan makanan yang bergizi , tidak memeriksa kesehatan kandungan, hingga melalui persalinan dengan fasilitas sangat minim karena ketidak sanggupan pembiayaan persalinan dirumah sakit sangat lah mempengaruhi tingkat kematian bayi di Indonesia.
Tidak jarang kita mendengar adanya kasus kelahiran bayi premature atau kelahiran sebelum waktunya, kelahiran bayi disertai kelainan -  kelainan pada organ tubuhnya, serta bayi yang dilahirkan dengan penyakit – penyakit tertentu, yang kesemuanya seringkali akan berujung dengan kematian beberapa waktu setelah bayi dilahirkan.  Kasus -  kasus di atas tak lain di sebabkan oleh karena masih rendahnya pendapatan yang diterima sebagian besar masyarakat Indonesia sehingga mereka “terpaksa” mengesampingkan pola hidup sehat dan jauh dari fasilitas kesehatan yang layak. Oleh karena itu, ini sudah menjadi pekerjaan rumah bagi seluruh rakyat Indonesia pada umumnya, khususnya Pemerintah, untuk bersama – sama meningkatkan kemakmuran segenap rakyat Indonesia, sehingga tingkat kematian bayi yang terjadi di Indonesia pun dapat di tekan.
Dengan adanya perhitungan dari BPS , bahwa angka pendapatan perkapita pada tahun 2010 mengalami kenaikan menjadi US$3004,9. Atau Rp. 27 juta per tahunnya dari sebelumnya pada tahun 2009 hanya Rp23,9 juta atau US$2.349,6 per tahun, Tentunya ini menjadi sebuah berita baik bagi Indonesia dan menjadi sumber harapan bahwa rakyat Indonesia meningkat kemakmurannya, dan kedepannya juga tingkat kematian bayi tersebut dapat terus berkurang seiring meningkatnya kemakmuran rakyat Indonesia.