Tabel Angka Kematian Bayi
No | Provinsi | 1990 | 1994 | 1997 | 1999 | 2003 | 2007 |
1 | Sumatera Utara | 61 | 61 | 45 | 41 | 42 | 46 |
2 | Sumatera Barat | 74 | 68 | 66
| 48 | 48 | 47 |
3 | DKI Jakarta | 40 | 30 | 26 | 24 | 35 | 28 |
4 | Jawa Tengah | 65 | 51 | 45 | 36 | 36 | 26 |
5 | Kalimantan Timur | 58 | 61 | 51 | 33 | 42 | 26 |
6 | Sulawesi Selatan | 70 | 64 | 63 | 36 | 47 | 41 |
7 | Bali | 51 | 58 | 40 | 31 | 14 | 34 |
8 | Nusa Tenggara Barat | 145 | 110 | 111 | 81 | 74 | 72 |
9 | Maluku | 76 | 68 | 30
| 40 | na | 59 |
10 | Papua | 80
| 61
| 64
| 52
| na | 36 |
Pendapatan perkapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu negara. Pendapatan perkapita didapatkan dari hasil pembagian pendapatan nasional suatu negara dengan jumlah penduduk negara tersebut. Pendapatan perkapita juga merefleksikan PDB per kapita. Pendapatan perkapita sering digunakan sebagai tolak ukur kemakmuran dan tingkat pembangunan sebuah negara; semakin besar pendapatan perkapitanya, semakin makmur negara tersebut. Pendapatan perkapita juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi seberapa besar atau rendahnya tingkat kematian bayi. Kasus kematian bayi yang terjadi di Indonesia masih tinggi, sakah satunya karena di sebabkan masih rendahnya pendapatan perkapita dari masyarakat Indonesia. Telah disebutkan di atas, bahwa pendapatan perkapita acap kali digunakan sebagai tolak ukur kemakmuran masyarakat di suatu Negara. Oleh sebab itu, rendahnya pendapatan perkapita Indonesia menandakan bahwa betapa masih rendahnya kemakmuran rakyat Indonesia dan tentunya menunjukkan bahwa masih banyak sekali rakyat Indonesia yang masih hidup di bawah garis kemiskinan.
Rendahnya pendapatan yang diterima masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia yang hidup dibawah garis kemiskinan tentu juga akan mempengaruhi gaya hidup mereka. Gaya hidup yang jauh dari kata sehat, seperti ibu mengandung yang tidak memperhatikan makanan yang bergizi , tidak memeriksa kesehatan kandungan, hingga melalui persalinan dengan fasilitas sangat minim karena ketidak sanggupan pembiayaan persalinan dirumah sakit sangat lah mempengaruhi tingkat kematian bayi di Indonesia.
Tidak jarang kita mendengar adanya kasus kelahiran bayi premature atau kelahiran sebelum waktunya, kelahiran bayi disertai kelainan - kelainan pada organ tubuhnya, serta bayi yang dilahirkan dengan penyakit – penyakit tertentu, yang kesemuanya seringkali akan berujung dengan kematian beberapa waktu setelah bayi dilahirkan. Kasus - kasus di atas tak lain di sebabkan oleh karena masih rendahnya pendapatan yang diterima sebagian besar masyarakat Indonesia sehingga mereka “terpaksa” mengesampingkan pola hidup sehat dan jauh dari fasilitas kesehatan yang layak. Oleh karena itu, ini sudah menjadi pekerjaan rumah bagi seluruh rakyat Indonesia pada umumnya, khususnya Pemerintah, untuk bersama – sama meningkatkan kemakmuran segenap rakyat Indonesia, sehingga tingkat kematian bayi yang terjadi di Indonesia pun dapat di tekan.
Dengan adanya perhitungan dari BPS , bahwa angka pendapatan perkapita pada tahun 2010 mengalami kenaikan menjadi US$3004,9. Atau Rp. 27 juta per tahunnya dari sebelumnya pada tahun 2009 hanya Rp23,9 juta atau US$2.349,6 per tahun, Tentunya ini menjadi sebuah berita baik bagi Indonesia dan menjadi sumber harapan bahwa rakyat Indonesia meningkat kemakmurannya, dan kedepannya juga tingkat kematian bayi tersebut dapat terus berkurang seiring meningkatnya kemakmuran rakyat Indonesia.