Hit the gas and there's ain't no brake on this lost highway . . . . .

Kamis, 26 Januari 2012

Analisis Jurnal


Model Optimalisasi Faktor Produksi Usaha Industri Kecil Mebel
Kayu Jati di Pasuruan Jawa Timur


Nasikh
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang

Tema atau Topik Penelitian
Optimalisasi faktor produksi usaha industri kecil mebel kayu jati

Latar Belakang Penelitian
  • Fenomena
Perkembangan industri kecil mebel di Pasuruan selama ini masih tetap eksis walaupun terjadi krisis ekonomi global. Pengembangan industri kecil mebel kayu jati di Pasuruan lebih diarahkan untuk meningkatkan kemampuan usaha. Kondisi saat ini, industri kecil mebel kayu jati Pasuruan masih mengalami kendala, terutama kendala kelangkaan bahan baku kayu jati. Hal ini disebabkan adanya pelarangan yang begitu ketat tentang illegal logging sehingga pengrajin mebel sulit mendapatkan bahan baku.
  • Motivasi Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk lebih mengarahkan pengembangan industri kecil mebel kayu jati di Pasuruan untuk meningkatkan kemampuan usaha.

METODOLOGI
  • Data
Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah: observasi, penyebaran angket/kuesioner dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Linear Programming.
  • Variabel
Didalam penelitian Model Optimalisasi Faktor Produksi Usaha Industri Kecil Mebel Kayu Jati di Pasuruan Jawa Timur variabel yang digunakan terdiri dari b1 = kayu jati; b2 = tenaga kerja; b3 = modal.
  • Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di Kota Pasuruan. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa lokasi penelitian merupakan salah satu sentra industri kecil mebel kayu jati di Jawa Timur dan sejak tahun 2001 telah dilakukan Manajemen Hutan Berbasis Masyarakat oleh Pemerintah Kota dan Kabupaten Pasuruan bersama-sama dengan masyarakat sehingga sangat relevan dengan tujuan penelitian ini.
Hasil dan Analisis Penelitian
Kombinasi dan Banyaknya produk mebel yang disarankan untuk dibuat pada Setiap Strata
agar mendapatkan keuntungan yang Maksimal

Dengan menghasilkan produk seperti tertera pada di atas, maka pengrajin mebel akan mendapatkan nilai program akhir sesuai dengan hasil analisis LP. Artinya, keuntungan yang didapatkan dari kombinasi nilai program optimal (Analisis LP) akan lebih tinggi nilainya bila dibandingkan dengan keuntungan aktual selama ini.


Perbandingan Kombinasi Produk dan Nilai Program Optimal pada Setiap Strata Industri Kecil Mebel Pasuruan

Secara umum penggunaan sumberdaya mebel belum optimal. Berdasarkan analisis, produk yang
dihasilkan selama ini sudah tepat serta didukung dengan pengetahuan dan keterampilan pengrajin (inovasi pengrajin dalam membuat produk). kombinasi produk yang dihasilkan oleh pengrajin serta pengembangan produk yang tepat dapat menyebabkan penggunaan sumberdaya optimal atau tidak ada nilai sisa. Sebagai ilustrasi, penggunaan kayu jati pada usaha mebel strata 1 tidak ada nilai sisa karena kombinasi produk yang dikembangkan sudah tepat serta banyaknya produk yang dihasilkan (lima produk) pada strata 1 yaitu meja kursi, almari 1 pintu, buffet 1 meter, almari 2 dan almari 3. Produk mebel yang disarankan untuk diproduksi adalah meja kursi
sebanyak 15 buah, almari 1 pintu 13 buah, bufet 1 meter 15 buah, almari 2 pintu 12 buah dan almari 3 pintu 9 buah. Dengan menghasilkan kombinasi seperti yang disarankan tersebut, maka akan menghasilkan nilai optimal sebesar Rp 35.446.000,-. Nilai tersebut lebih besar daripada nilai keuntungan selama ini (keuntungan aktual), yaitu Rp 17.737.500. Nilai optimal tersebut (Rp 35.446.000,-) didapatkan dengan memasukkan nilai hasil penyelesaian optimal ke dalam persamaan fungsi tujuan.
Hasil analisis linear programming yang telah dilakukan, akan membantu para pengrajin mebel untuk mengalokasikan penggunaan sumberdaya usaha industri mebel yang menghasilkan nilai optimal. Selain itu, juga bisa memberi alternative kepada pengrajin untuk mengembangkan usahanya dengan memberikan solusi kombinasi produk mebel yang harus dihasilkan agar mendapatkan keuntungan maksimal.

Pengembangan kombinasi produk mebel yang tepat akan dapat menghemat penggunaan faktor produksi khususnya sumberdaya modal dan kayu jati. Apalagi pada era saat ini harga kayu jati naik terus sehingga pemanfaatan kayu jati yang tepat dapat menekan biaya produksi bagi pengrajin. Usaha mebel di Pasuruan memang relatif menggunakan padat karya (lebih banyak menggunakan tenaga kerja manusia daripada tenaga mesin). Pekerjaan dalam menghasilkan produk mebel selama ini mulai dari awal produksi sampai finishing lebih didominasi tenaga kerja manusia, hanya pada hal-hal tertentu saja membutuhkan bantuan mesin kayu, sehingga tidak sedikit pekerjaan yang diselesaikan dengan menggunakan tenaga kerja manusia melebihi kebutuhan riilnya, Hal ini mendukung hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Berry and Sandeem (2001:370) di Indonesia.
Upaya pengembangan sebuah industri kecil mebel atau produk unggulan pada suatu daerah adalah dengan memperhatikan masalah bahan baku yang merupakan faktor penting dalam suatu kegiatan ekonomi tersebut. Ketersediaan bahan baku utama yaitu kayu jati, tentu akan dapat memperlancar proses pembuatan hasil produksi (Jellinek, 1999:112). Banyaknya kasus pelarangan illegal logging akhir-akhir ini, menambah sulit akan bahan baku kayu jati bagi pengrajin, sehingga harga bahan baku ini cukup mahal. Sekarang ini harga kayu jati 1 m3 bisa antara Rp 9 juta,- sampai Rp 12 Juta. Variasi harga ini sangat tergantung dari kualitas kayu jati. Semakin baik kualitasnya semakin mahal harga meter/m3 kayu tersebut.

Simpulan dan Saran
Simpulan :
Berdasarkan hasil pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa alokasi penggunaan faktor
produksi usaha industri kecil mebel kayu jati secara keseluruhan belum optimal. Namun untuk alokasi faktor produksi kayu jati dan modal sudah optimal. artinya bila kedua faktor produksi tersebut ditingkatkan maka akan sangat berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan pengrajin mebel dan kombinasi produk mebel yang layak diusahakan dan dikembangkan oleh pengrajin supaya mendapatkan keuntungan yang maksimal.
Saran :
Dalam upaya optimalisasi usaha industri kecilmebel di Pasuruan Jawa Timur maka peneliti menyarankan; pertama nilai sisa penggunaan input yang ada sebaiknya digunakan untuk menambah nilai input usaha mebel yang langka sehingga dapat membuat produk-produk lain yang memiliki prospek keuntungan yang menjanjikan misalnya membuat pintu rumah, jendela dan lain-lainnya sehingga sumber pendapatan pengrajin tidak hanya pada produk-produk mebel yang selama ini dibuat; kedua peran perhutani sebagai lembaga yang memiliki wewenang dalam membuat kebijakan dalam sector kehutanan perlu ditingkatkan lagi, khususnya kebijakan yang berpihak kepada para pengrajin mebel di Pasuruan dalam menyediakan bahan baku mebel yaitu kayu jati.

Keterkaitan Biaya dengan Konsumsi dan Produksi


Apabila membahas mengenai ekonomi miro maka didalamnya tidak akan lepas dari hal yang disebut biaya. Biaya ini memiliki berbagai macam bentuk dan relasi dengan dua kegiatan terpenting dalam perekonomian yaitu, produksi dan konsumsi.
Definisi dari biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan telah terjadi untuk tujuan tertentu (Mulyadi; 1993).
Biaya ini memiliki empat unsur pokok dalam definisinya, yaitu :
1.Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi.
2.Diukur dalam satuan uang
3.Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi
4.Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.
Biaya juga dikelompokkan menjadi beberapa bagian :
Dalam perusahaan manufaktur biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu:
  • Biaya produksi 
Biaya produksi adalah biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Menurut obyek pengeluarannya biaya produksi ini dibagi menjadi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsungdan biaya overhead pabrik. Biaya bahan baku dan biaya tenagakerja langsung disebut juga biaya utama (primer cost). Sedangkan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overheadpabrik disebut pula biaya konversi (conversion cost), yang merupakan biaya untuk mengkonversi bahan baku menjadi produk jadi.
  • Biaya pemasaran 
Biaya pemasaran merupakan biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produksi.
  • Biaya administrasi dan umum 
Biaya administrasi dan umum merupakan biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produksi.
Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan menjadi dua: 
a.       Biaya langsung (direct cost )
Biaya langsung merupakan biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena sesuatu yang dibiayai. Biayaproduksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

b.      Biaya tidak langsung (indirect cost )
Biaya tidak langsung merupakan biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik.

Dari pengelompokkan ini juga dapat terlihat bahwa pada biaya, kegiatan konsumsi dan produksi sangat berkaitan erat. Karena untuk melakukan sebuah kegiatan produksi diperlukan berbagai macam biaya tentunya. Dan untuk melakukan sebuah kegiatan konsumsi harus ada pengorbanan yang dilakukan oleh seorang knsumen untuk memenuhi kebutuhannya, nah pengorbanan tersebut adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh seorang konsumen.
.

Relasi antara biaya (cost) terhadap produksi dan konsumsi. Sebab produksi dan konsumsi merupakan inti dari sebuah kegiatan perekonomian. Kegiatan perekonomian akan terhenti jika kegiatan produksi dan konsumsi tidak berjalan dengan baik. Dalam kaitannya dengan produksi dan konsumsi, konsumen dan produsen merupakan tokoh penting dalam kegiatan ini. Proses interaksi yang terjadi di pasar mengakibatkan perputaran uang antar konsumen dan produsen berjalan dengan lancar. Rumah tangga konsumen memperoleh uang melalui penjualan barang dan jasa. Kondisi ini disebut sebagai simbiosis mutualisme antara sector rumah tangga perusahaan dan rumah tangga konsumen. Alfred Marshal menyebut bahwa permintaanakan faktor produksi merupakan turunan (derived demand) dari permintaan akan barang dan jasa yang timbulkan karena kebutuhan manusia. Besarnya pendapatan baik produsen maupun konsumen tergantung pada :
1   .Kuantitas faktor produksi yang digunakan oleh perusahaan
2   .Jumlah barang dan jasa yang berhasil diciptakan dengan adanya produksi
3   .Tingkat harga penggunaan yang berlaku, karena faktor produksi juga mempunyai harga yang akan menjadi biaya produksi bagi perusahaan .

Permintaan akan barang timbul karena individu pada sector rumah tangga :
1 . Memerlukan barang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
2 . Memiliki daya beli ( pendapatan ) yang diperoleh dari penjualan atas faktor – faktor produksi yang dimilikinya kesektor rumah tangga perusahaan .
Dalam kaitannya dengan hal di atas ,untuk memproduksi suatu barang dan jasa, perusahaan memerlukan sumber atau faktor produksi. Yaitu input–input yang dibutuhkan untuk mencipatakan output produk .Hubungan antara input dan output digambarkan sebagai berikut :
    Q = f ( K , L ,T , N )
Dimana Q = Output atauproduk
 K = Kapital / modal
 L        = Labour / tenagakerja
 T = Tekhnologi
 N = Nature / Tanah / Sumberdayaalam
 S = Skill / Entepreneur
Dari fungsi hubungan antara input dengan output diperoleh biaya produksi untuk masing – masing tingkat out put .

Salah satu cakupan teori dalam ekonomi mikro adalah cost atau biaya. Biaya ini memiliki berbagai macam bentuk dan relasi dengan dua kegiatan terpenting dalam perekonomian yaitu, produksi dan konsumsi.
Definisi dari biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan telah terjadi untuk tujuan tertentu (Mulyadi; 1993).
Biaya ini memiliki empat unsure pokok dalam definisinya, yaitu :
1.Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi.
2.Diukur dalam satuan uang
3.Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi
4.Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.
Biaya juga dikelompokkan menjadi beberapa bagian :
·         Dalamperusahaanmanufakturbiayadapatdikelompokkanmenjaditigakelompokyaitu:
a.       Biaya produksi
Biaya produksi adalah biaya-biaya yang terjadi untuk  mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Menurut obyek pengeluarannya biaya produksi ini dibagi menjadi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung disebut juga biaya utama (primer cost). Sedangkan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik disebut pula biaya konversi (conversion cost), yang merupakan biaya untuk mengkonversi bahan baku menjadi produk jadi.
b.      Biaya pemasaran
Biaya pemasaran merupakan biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produksi.
c.       Biaya administrasi dan umum
Biaya administrasi dan umum merupakan biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produksi.

·         Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan menjadi dua:

c.       Biaya langsung (direct cost )
Biaya langsung merupakan biaya yang terjadi, yang penyebabsatu-satunya adalah karena sesuatu yang dibiayai. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
d.      Biaya tidak langsung (indirect cost )
Biaya tidak langsung merupakan biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik
Dari pengelompokkan ini juga dapat terlihat bahwa pada biaya, kegiatan konsumsi dan produksi sangat berkaitan erat. Karena untuk melakukan sebuah kegiatan produksi diperlukan berbagai macam biaya tentunya. Dan untuk melakukan sebuah kegiatan konsumsi harus ada pengorbanan yang dilakukan oleh seorang konsumen untuk memenuhi kebutuhannya, nah pengorbanan tersebut adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh seorang konsumen.

    Seperti pada perilaku konsumen ,Dalam berperilaku seorang produsen juga dibatasi dengan besar biaya yang harus dikeluarkan dan juga besarnya produk yang bisa dibuat . Hal ini disebut dengan isocost dan isoproduct .Isoproduct adalah kurva yang menghubungkan kombinasi antara faktor produksi yang mampu memproduksi sejumlah barang tertentu. Sifat Isoproduct sama dengan kurva indifferent. Isocost adalah garis yang menghubungkan kombinasi faktor – faktor produksi pada tingkat pengeluaran biaya tertentu .

 sumber :