Hit the gas and there's ain't no brake on this lost highway . . . . .

Senin, 28 November 2011

Analisis Jurnal

Judul               :  Positioning Minyak Goreng
Pengarang       : KPPU ( Komisi Pengawas Persaingan Usaha )
Tahun              :  2010
Tema    : Analisis Jurnal Komoditas Minyak Goreng Sawit
Latar Belakang:
Stabilisasi harga barang-barang kebutuhan pokok termasuk di dalamnya minyak goreng merupakan salah satu dari sekian rupa program kebijakan pemerintah yang secara tidak langsung dilakukan dalam upaya menjaga standar kelayakan hidup masyarakat. Produk minyak goreng menjadi salah satu barang yang penting untuk  dikendalikan pemerintah karena menyangkut kepentingan masyarakat banyak (yang masih menggunakan minyak goreng sebagai mediasi pengolahan hampir sebagian besar makanan yang dikonsumsinya).
Fenomena:
Fenomena beberapa tahun terakhir terkait dengan gejolak harga CPO dunia, secara faktual mempengaruhi terjadinya gejolak harga minyak goreng di pasar domestik. Melambungnya harga CPO dari kisaran harga US$ 600/ton pada bulan Februari 2007 menjadi US$ 1.300/ton pada minggu I bulan Maret 2008 menjadi alasan logis yang menjelaskan melambungnya harga minyak goreng sawit di pasar domestik ketika itu dari kisaran harga Rp 7.000/kg pada bulan Februari 2007 menjadi Rp 12.900,- per kg pada bulan Maret 2008. Hal ini dapat dijelaskan  karena 80% biaya produksi pengolahan minyak goreng sawit merupakan biaya input (bahan baku) CPO2.
Namun demikian, ketika terjadi penurunan harga di pasar input (CPO), harga minyak goreng pada pasar domestik diindikasikan tidak meresponnya secara proporsional. Fenomena inilah yang melatarbelakangi dugaan terjadinya perilaku ataupun praktek  persaingan usaha tidak sehat yang dilakukan oleh para pelaku usaha minyak goreng di Indoensia (sehingga mengkondisikan harga minyak goreng relatif tetap tinggi meskipun variabel input (CPO) telah mengalami penurunan harga yang signifikan).
Motivasi penelitian:
Guna menemukan dan menguji dugaan struktur pasar maka penelitian ini untuk melakukan kajian terutama terkait dengan produksi dan pemasaran minyak goreng sawit,  serta pengukuran dampak kebijakan pemerintah dalam upaya melakukan stabilisasi harga minyak goreng di pasar domestik.
 Metodologi
Dalam penelitian ini menggunakan data kuantitatif.Dalam metodeloginya menggunakan beberapa teori umum serta penelitian lapangan dan observasi yaitu penelitian dengan tinjauan langsung ke lapangan dan melalui pengamatan atas obyek yang diteliti yaitu, penyebaran industri kelapa sawit yang merupakan tempat pengolahan bahan baku yang umum dalam pembuatan minyak goreng di kota-kota besar di seluruh Indonesia.
Model penelitian
1. Menggunakan model gambar :

2. Menggunakan model matematis :
HHI = S12 + S22 + S32 +…..+ Sn2
 Hasil dan análisis
Struktur Pasar
Berikut disajikan data 10 pelaku usaha terbesar beserta kapasitas produksi dan market share masing-masing perusahaan minyak goreng di Indonesia :
 Pengukuran Konsentrasi pasar dapat diukur dengan menggunakan CR(n), dimana (n) merupakan jumlah pangsa pasar beberapa pelaku usaha dengan pangsa pasar terbesar. Apabila kita menggunakan pendekaktan penghitungan market share berdasarkan kapasitas produksi terpasangnya, maka market share dari 4 pelaku usaha minyak goreng di Indonesia, didapatkan nilai CR4 sebagi berikut : 
CR4 = 18.27% + 13.67% +6.04% + 4.62% = 42.60%
Nilai CR4 sebesar 42.60 persen mengandung arti bahwa 42,60 persen pangsa pasar terkonsentrasi pada 4 perusahaan minyak goreng (yaitu Wilmar Group, Musim Mas Group, Permata Hijau Group, dan PT Smart). Disamping menggunakan intrumen CR(n), dalam pengukuran konsentrasi pasar juga kerap digunakan pendekatan dengan menggunakan instrumen Hirscman Herfindal Index (HHI) dengan formula :
HHI = S12 + S22 + S32 +…..+ Sn2
Apabila kita menggunakan market share 10 pelaku usaha minyak goreng terbesar diatas (Tabel 1), maka didapatkan pengukuran HHI sebagai berikut :
HHI = 0.18272 + 0.13672 + 0.06042 + 0.046202 + 0.042402 + 0.024002 + 0.023102 + 0.020402 + 0.020102 + 0.001992 + (42*(0.010092)27
= 0.06624 atau 662,4
Dengan mencermati CR4 sebesar 42.60 persen dan Nilai HHI sebesar 662,4 tersebut maka struktur pasar industri minyak goreng di Indonesia memiliki karakteristik oligopoli longgar (loose oligopoly), karena nilainya masih di bawah dari karakteristik pasar dengan struktur oligopoli ketat (tight oligopoly) yang dipatok pada nilai HHI diatas 1800 dan konsentrasi diatas 60% (Sheperd, 1990).
Simpulan
  1. Struktur pasar industri minyak goreng di Indonesia memiliki karakteristik oligopoli longgar (loose oligopoly) yang dapat ditunjukan dengan mencermati nilai CR4 (42.60%) dan nilai HHI (662,4). Nilai tersebut masih di bawah dari karakteristik pasar dengan struktur oligopoli ketat (tight oligopoly) yang dipatok pada nilai HHI di atas 1800 dan konsentrasi di atas 60%.
  2. Meskipun struktur pasar memiliki karakteristik oligopoli longgar (mendekati persaingan) namun dengan mencermati data pergerakan harga minyak goreng di tingkat konsumen periode Januari 2006 – Maret 2009, mengindikasikan bahwa harga perdagangan minyak goreng di pasar domestik lebih ditentukan oleh kemampuan perusahaanperusahaan minyak goreng. Hal ini tercermin dari dua perilaku sebagai berikut :
a)      Pada saat terjadi kenaikan harga CPO di pasar dunia, perusahaan minyak goreng di Indonesia diduga melakukan penyesuaian harga secara simultan dengan harapan para pesaing melakukan hal yang sama (conscious parallelism) dengan cara menggunakan informasi pasar pergerakan harga input (CPO) internasional dalam menetapkan harga jual minyak goreng di pasar domestic.
b)       Pada saat terjadi penurunan harga CPO di pasar dunia, diduga terjadi asymetric price transmission ( Fenomena pergerakan harga di pasar input terkadang tidak diikuti secara simetris terhadap pembentukan harga di tingkat output), yang terlihat dari semakin melebarnya selisih antara harga CPO dengan harga minyak goreng.
Rekomendasi
  1. Pemerintah perlu memfasilitasi regulasi guna memperbaiki kelembagaan pasar (domestik), sehingga meminimalisir perilaku conscious parallelisme (dengan selalu mengacu pada harga pasar internasional) dari para produsen input CPO untuk pengolahan MGS. Hal ini memungkinkan untuk dapat dilakukan mengingat Indonesia merupakan produsen utama dan terbesar CPO dunia. Oleh sebab itu, peran bursa berjangka komoditi perlu diefektifkan;
  2. Terkait inefisiensi yang terjadi di industri minyak goreng sawit dalam negeri khususnya jika dikaitkan dengan karakteristik industri yang sebagian besar melakukan pola pengelolaan yang terintegrasi secara vertikal, maka direkomendasikan agar KPPU tetap melakukan penelitian di sektor ini secara berkelanjutan.
  3. Terdapat beberapa kekeliruan dalam penghitungan data produksi perusahaan minyak goreng. Kekeliruannya terjadi ketika menghitung jumlah produksi keseluruhan dari data yang ada.
  4. Terkait dengan penghitungan rumus HHI, terdapat penghitungan yang sulit dimengerti karena ada angka yang tidak jelas asalnya. Sebaiknya penghitungan ini lebih diperjelas agar pembaca lebih dapat memahami penghitungan rumus ini.

Jumat, 25 November 2011

Hasil Analisis Kelompok I

Kelompok I
Analisis Kasus Makanan
Fenomena :
Pengusaha berusaha untuk menekan biaya dengan memproduksi bahan baku di luar negeri karena bea masuk bahan baku lebih tinggi dari pada bea masuk produk jadi.
Efek :
Pendapatan pemerintah dalam bentuk bea masuk lebih rendah. Tenaga kerja dalam negeri kurang terserap karena produksi dilakukan di luar negeri. Harga barang jadi yang dibuat di luar negeri ketika masuk dalam negeri menjadi lebih murah karena merupakan barang impor yang dapat merusak keseimbangan pasar.
Solusi :
Solusi yang dapat diberikan dalam kasus ini adalah pemerintah membuat kebijakan dengan mengurangi tarif bea masuk bahan baku sehingga pengusaha melakukan produksi di dalam negeri sehingga dapat  mengurangi jumlah pengangguran yang ada.
Selai itu juga tidak merusak keseimbangan pasar dan para pengusaha sejenis yang memproduksi produk lokal pun tetap berjalan dengan lancar serta persaingan tetap berlangsung secara sehat.  

Analisis  Kasus  Semen PT. Cemex
Fenomena :
            Pemerintah menginginkan saham PT.Cemex sebesar 24,9% menjadi hak milik negara, akan tetapi proses pembelian memiliki kendala karena ada dua pernyataan yang berbeda antara dua menteri negara (menteri keuangan dan juga menteri BUMN). Pemerintah didesak oleh masyarakat  untuk membeli saham PT. Cemex tersebut untuk di serahkan kepada pemerintah daerah Sumatera Barat agar kontribusi PT. Cemex Gresik yang berada di daerah tersebut dapat dirasakan oleh masyarakatnya, akan tetapi menurut menteri keuangan Sri Mulyani pemerintah tidak mempunyai dana yang di APBN untuk  membeli saham tersebut. Di lain pihak, menteri BUMN masih berkeinginan besar untuk membeli saham tersebut dengan menggunakan konsursium BUMN. Sementara itu, pihak swasta tidak diperbolehkan untuk memiliki saham tersebut

Efek :
            Karena  kepemilikian saham tersebut masih belum menemui kepastian, sehingga membuat perusahaan tersebut terganggu kinerjanya. Keadaan ini jika berkelanjutan akan menjatuhkan nilai perusahaan di pesar modal.
Solusi :
            Seharusnya pemerintah membiarkan atau mengizinkan perusahaan swasta membeli saham PT.Cemex agar perusahan tersebut tidak terganggu kinerjanya, paling tidak sampai pemerintah memiliki dana tersebut. Dengan demikian perusahaan tidak harus menunggu lama dalam penjualan saham tersebut sehingga kinerja perusahaan dapat terus berjalan, tapi pemerintah juga bisa memiliki saham tersebut jika dana pembelian saham telah dipenuhi.

Pengertian Globalisasi
Globalisasi adalah suatu proses dimana antar individu , antar kelompok dan antar negara saling berinteraksi, terkait, dan saling mempengaruhi satu sama lain. Globalisasi juga merupakan kapitalisme dalam bentuk yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya akan mengendalikan ekonomi dunia sedangkan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia.
Globalisasi juga diartikan dengan semakin diturunkan batas antar negara. Misalnya hambatan tariff ekspor, impor, lalu lintas devisa, maupun migrasi.

Implikasi Globalisasi Dalam Bidang Bisnis
Dimensi globalisasi dalam bidang ekonomi digambarkan sebagai masa ketika pasar bebas terjadi, peningkatan yang tajam dalam perdagangan internasional, investasi, arus kapital, kemajuan dalam bidang teknologi dan meningkatnya peran institusi-institusi multilateral, serta berdirinya organisasi World Bank, World Trade Organization, Asian Free Trade Area, dan lainnya.
Dalam ekonomi global institusi-insitusi keuangan dan kerjasama-kerjasama global lainnya melakukan aktivitasnya tanpa ikatan nasional. Bahkan kini mereka mampu mempergunakan pemerintah untuk membubarkan setiap aturan-aturan nasional dalam aktivitas mereka. Beberapa implikasi globalisasi dalam bidang bisnis:
  1. Perubahan Akseleratif, yaitu merupakan perubahan yang sangat cepat dalam segala bidang terutama yang berhubungan dengan interdependensi atau ketergantungan dengan ekonomi, teknologi informasi dan komunikasi di antara negara-negara di dunia.
Dengan kemajuan pesat dalam bidang teknologi dan komunikasi, kemajuan dalam bidang bisnis pun melaju pesat. Kerja sama dalam bidang bisnis tak terbatas hanya dalam satu Negara saja, tapi bisa melalui lintas Negara tanpa langsung mengunjungi Negara tersebut. Semua bisa dilakukan melalui perangkat teknologi dan komunikasi yang kini semakin maju. Hal tersebut tentu saja dapat mengefisiensikan waktu dan biaya.
  1. Aliran Modal Tanpa Batas, yaitu tumbuhnya iklim investasi yang mencakup berbagai produk. Banyak perusahaan-perusahaan multinasional yang melakukan ekspansi ke negara-negara lain untuk mendapatkan komponen-komponen produk yang tidak lagi dari anak perusahaannya, tapi dapat juga dari perusahaan-perusahaan lain sehingga terwujud produk barang jadi.
Melalui globalisasi investor tak hanya dapat menanamkan modalnya kepada perusahaan dalam negeri, namun investor juga dapat menanamkan modalnya kepada perusahaan asing yang berada di Negara asal perusahaan tersebut maupun di Negara asal investor. Misalnya investor Indonesia bisa menanamkan modalnya di perusahaan Jepang yang berada di Jepang maupun yang berada di Indonesia.
  1. Ekonomi Pengetahuan, yaitu bahwa globalisasi telah membawa hubungan ekonomi antar bangsa yang ditandai saling ketergantungan antara negara-negara maju dan negara berkembang dengan segala implikasi yang ditimbulkannya. Hal ini menjadi kajian ilmu pengetahuan bagi para akademisi, ekonom, perumus kebijakan baik pemerintah maupun dunia usaha.
Dengan adanya globalisasi, Negara berkembang bisa mempelajari cara menjalankan bisnis dari Negara yang lebih maju. Sehingga ilmu yang didapat dari Negara maju bisa diterapkan di negaranya sendiri. Tak hanya itu, globalisasi juga menjadi sarana alih teknologi yang paling cepat.
  1. Hiper Kompetisi, yaitu segala daya upaya yang dilakukan baik dari dunia usaha, dunia industri maupun pemerintah yang selalu berkompetisi untuk memperoleh simpati dan segmen pasar yang sebanyak-banyaknya. Pemanfaatan media komunikasi dan informasi sangat gencar dalam publikasi untuk menawarkan produk-produk unggulan yang berkualitas dengan segala kelebihannya sesuai dengan trens yang ada di dalam masyarakat.
    Dalam era globalisasi, persaingan dalam berbagai bidang semakin ketat. Misalnya saja dalam bidang bisnis. Persaingan tak hanya terjadi dalam Negara sendiri saja, namun terjadi antar Negara. Dengan adanya persaingan bisa memicu adanya inovasi-inovasi terbaru yang sangat baik dalam bidang bisnis. Hal tersebut bisa mendorong adanya produk-produk baru yang inovatif dan berkualitas tinggi.

Minggu, 13 November 2011

Beckham


David Beckham? Siapa yang tidak mengenalnya saat ini? Seorang pemain sepak bola professional berbakat hingga menjadi model pun telah menjadi pekerjaannya, tak heran kini ia menjadi pemain sepak bola berpenghasilan terbesar di dunia. Namun siapa kira, perjalanan hidupnya untuk mendapatkan kesuksesan yang diraihnya saat ini sangatlah luar biasa.
Dia terlahir dengan nama David Robert Joseph Beckham, pada 2 Mei 1975, di sebuah kota kecil di inggris bernama Leytonstone. Beckham merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, dari pasangan Ted Beckham dan Sandra, kemudian kakak perempuannya bernama Lynne dan seorang adik perempuan bernama Joanne. Sejak kecil, Beckham sudah dididik oleh ayahnya untuk hidup disiplin dan teratur, meskipun ayahnya hanya seorang tukang gas serta peralatan rumah tangga. Ayahnya merupakan penggemar fanatik klub sepak bola Manchester United, ini yang membuat Beckham begitu didukung oleh ayahnya untuk bermain sepakbola, berbeda dengan teman -  teman sepermainannya pada yang saat itu berhentibermain sepakbola karena pada umumnya dilarang oleh ayah – ayah mereka.
Beckham mulai benar – benar serius bermain sepakbola ketika berusia delapan tahun, dimana dia bergabung dengan klub sepakbola Ridgeway Rovers yang dilatih oleh ayahnya. Ayah Beckham benar – benar serius melatih anaknya tersebut, baik latihan fisik maupun teknik bermain sepakbola. Setelah pertandingan, ayahnya selalu menjelaskan bagaimana bermain sepak bola. Dan dari ayahnya juga mereka berdiskusi mengenai siapa yang menang dan kalah, kemudian berdiskusi tentang alur serangan, arah bola, pergerakan pemain, hingga strategi masing – masing pelatih yang biasanya mengalami banyak perubahan. Pada suatu turnamen, klub yang dibela oleh Beckham berhasil menang secara fantastis. Hal ini membuat namanya menjadi sorotan banyak media lokal, dengan menyebutnya sebagai calon bintang tim nasional Inggris. Tawaran untuk bermain di klub – klub besar pun mulai berdatangan, salah satu diantaranya ialah Manchester United . Kemudian, Beckham pun memilih untuk bergabung dengan sekolah sepak bola idolanya tersebut.
Kali pertama bergabung dengan klub idolanya tidaklah seindah yang dibayangkan oleh Beckham sebelumnya. Ditempat barunya tersebut Beckham mendapatkan pengalaman pahit, banyak orang yang mengejeknya dengan menyebutnya terlalu kurus untuk bermain sepak bola, bahkan tak jarang yang menyebutnya pemain yang bertinggi badan pendek untuk bermain sepak bola. Beckham sangat terkejut dan sedih dengan apa yang diterimanya ditempat barunya tersebut. Akan tetapi, Beckham remaja menjawabnya dengan terus berlatih dengan keras dan bermain sepak bola dengan sangat baik. Dukungan dari keluarga membuatnya mampu bertahan, apalagi menurutnya ayahnya ialah pendukung terbesarnya dalam berkarier dan tanpa pernah mengharap imabalan apapun. Di musim 1994/1995 David Beckham masuk ke skuad senior David Beckham, hal ini mendapat banyak kecaman karena pada saat itu usia David Beckham masih sangat muda. Tapi di akhir musim, Beckham membuktikan pilihan pelatihnya Alex Ferguson tepat dengan memenangi Liga Inggris dan FA Cup. Di bulan Agustus 1996, David Beckham mencetak gol luar biasa ke gawang Wimbledon. Ia mencetak gol dari tengah lapangan. Kemudian, Dia melakukan debutnya untuk tim nasional Inggris pada tanggal 1 September Tahun 1996 di pertandingan kualifikasi Piala Dunia menghadapi Moldova.
Pada tahun 1997, Beckham memulai hubungannya dengan Victoria Adams, yang dikenal sebagai anggota band Spice Girls, Dan pada musim 1999 ia menikah dengan Victoria di Irlandia pada tanggal 4 Juli 1999. Dari hasil pernikahannya, ia memiliki tiga orang anak laki-laki dan seorang puteri yang diberi nama Brooklyn, Romeo, Cruz , dan Harper Seven. Dia membeli rumah yang karena ukuran dan kemegahannya dikenal dengan nama Beckingham Palace sebagai plesetan dari Buckingham Palace, yang di dalam rumahnya diperkerjakan lebih dari 400 orang.
            Pada Piala Dunia 1998,  menjadi masa yang paling kelam bagi Beckham. Kartu merah yang di terimanya saat menghadapi Argentina, membuatnya dianggap sebagai biang kekalahan oleh banyak pendukung saat itu. Setahun kemudian, Beckham lah pahlawan bagi Manchester United saat final Liga Champions, Manchester United tertinggal 0-1 sampai menit ke-89, di saat pendukung Bayern Muenchen sudah menggelar pesta, keajaiban terjadi. Teddy Sheringham setelah berhasil memanfaatkan umpan dari tendangan penjuru Beckham. Kurang lebih 30 detik setelah kick-off, Manchester United mendapat tendangan penjuru lagi. David Beckham mengambil tendangan penjuru itu dan umpannya berhasil dimanfaatkan Ole Gunnar Solskjær.Manchester United pun pada akhirnya keluar sebagai juara Liga Champions Eropa. Selain itu, sebelumnya juga sudah meraih Manchester United berhasil meraih gelar Liga Inggris dan FA Cup.
            Pada musim 2002, hubungan Beckham dengan pelatihnya Sir Alex Ferguson memburuk setelah Ferguson marah ketika Manchester United kalah dari Arsenal. Di kamar ganti Ferguson menendang sepatu bola dan mengenai pelipis mata Beckham. Akibat insiden ini, pelipis Beckham harus mendapat 13 jahitan. Pada tanggal 12 Juni 2002 Beckham mendapat gelar OBE dari Ratu Inggris.OBE merupakan singkatan dari Order of the British Empire
Di awal musim 2003/2004 dia dijual ke Real Madrid dengan harga 35 Juta Euro. Di sana ia memakai kaus nomor 23. Di Real Madrid,  Beckham dengan cepat menjadi idola para penggemar Real Madrid. Pada musim kedua dan ketiga, Beckham belum bisa memberi gelar ke Real Madrid, tapi ia masih menjadi pilihan utama. Di musim keempatnya di Real Madrid Beckham mulai tersingkir akibat kedatangan pelatih Fabio Capello yang lebih suka menurunkan pemain lain daripada Beckham.
Pada 11 Januari 2007, Beckham menyetujui kontrak lima tahun yang ditawarkan klub Amerika Serikat LA Galaxy dan akan bergabung pada Agustus setelah kontraknya di Madrid berakhir. Pada tanggal 22 Oktober 2008, AC Milan mengumumkan keinginannya untuk meminjam Beckham dari bulan Januari 2009. Kemudian setelah kembali dari masa pinjaman dari AC Milan, hingga sekarang Beckham pun tetap bermain bersama LA Galaxy di Amerika Serikat. Dan rencananya tanggal 30 November 2011 nanti Beckham bersama timnya akan mnghadapi tim nasional Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno.

Senin, 07 November 2011

Dinamika Minyak Goreng dalam Perekonomian

Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau hewan yang dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamar dan biasanya digunakan untuk menggoreng makanan. Minyak goreng dari tumbuhan biasanya dihasilkan dari tanaman seperti kelapa, biji-bijian, kacang-kacangan, jagung, kedelai, dan kanola. Minyak goreng umumnya berasal dari minyak kelapa sawit. Minyak kelapa dapat digunakan untuk menggoreng karena struktur minyaknya yang memiliki ikatan rangkap sehingga minyaknya termasuk lemak tak jenuh yang sifatnya stabil. Selain itu pada minyak kelapa terdapat asam lemak esensial yang tidak dapat disintesis oleh tubuh. Asam lemak tersebut adalah asam palmitat, stearat, oleat, dan linoleat.
Oleh karena begitu pentingnya minyak goreng bagi kepentingan orang banyak, maka perlu kita ketahui bagaimana peran pemerintah untuk mengendalikan harga minyak goreng sehingga tetap dapat terjangkau masyarakat luas, serta potensi pasar dalam usaha industri minyak goreng hingga perkembangan produksi dan konsumsi minyak goreng Indonesia.

       I.            Usaha Pemerintah Menstabilkan Harga Minyak Goreng
Stabilisasi harga barang-barang kebutuhan pokok termasuk di dalamnya minyak goreng merupakan salah satu  dari sekian rupa program kebijakan pemerintah yang secara tidak langsung dilakukan dalam upaya menjaga standar kelayakan hidup masyarakat. Produk minyak goreng menjadi salah satu barang yang penting untuk dikendalikan pemerintah karena menyangkut kepentingan masyarakat banyak (yang masih menggunakan minyak goreng sebagai mediasi pengolahan hampir sebagian besar makanan yang dikonsumsinya).
            Pada tahun  2007, , terjadi fenomena terkait adanya gejolak harga bahan baku  minyak goreng, yakni CPO (Crude Palm Oil), secara faktual mempengaruhi terjadinya gejolak harga minyak goreng di pasar domestik. Melambungnya harga CPO dari kisaran  harga US$ 600/ton pada bulan Februari 2007 menjadi US$ 1.300/ton pada minggu I bulan Maret 2008 menjadi alasan logis yang menjelaskan melambungnya harga minyak goreng sawit di pasar domestik ketika itu dari kisaran harga Rp 7.000/kg pada bulan Februari 2007 menjadi Rp 12.900,- per kg pada bulan Maret 2008. Dugaan adanya spekulasi berupa penimbunan minyak goreng pun mencuat. Namun, dugaan itu dibantah pemerintah.
            Untuk memenuhi pasokan kebutuhan dalam negeri, pemerintah telah mengeluarkan imbauan untuk menyetop sementara atau mengurangi ekspor bahan baku  minyak goreng curah dan lebih mengutamakan  pasokan ke pabrik minyak goring untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.Kalau  ternyata tetap melakukan ekspor, pemerintah akan memaksa dengan menempuh langkah menaikkan pajak ekspor. Sehingga, mau  tidak mau para pemasok bahan baku ke pabrik minyak goreng memprioritaskan pasokan ke pabrik minyak goreng curah untuk kebutuhan dalam negeri. Pembatasan ekspor merupakan salah satu strategi agar pabrik minyak goreng bisa berproduksi normal lagi. Dengan normalnya produksi, maka distribusi  ke pasar  melalui distributor dan  pengecer bisa lancar. Imbauan larangan ekspor sementara atau pembatasan ekspor CPO, juga diikuti dengan program  operasi  pasar. Dengan  langkah – langkah tersebut, harga minyak goreng pun dapat dikendalikan oleh pemerintah.

Berikut grafik perkembangan harga minyak goreng nasional sejak tanggal 8 Oktober 2011 sampai dengan 7 November 2011

Dari grafik tersebut harga minyak goreng terlihat tidak berfluktuasi terlalu tajam, cenderung lebih  stabil.

       II.            Potensi Pasar Minyak Goreng
Kebutuhan minyak nabati dan lemak dunia terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan  penduduk. Jumlah penduduk di daerah asia dan timur jauh telah mencapai 3,2 milyar atau  meliputi 50% penduduk dunia (Pahan, Iyung. 2006). Dari sisi konsumsi minyak goreng, kawasan asia masih memiliki tingkat konsumsi di bawah rata-rata konsumsi dunia, dan sejalan dengan tingkat kemakmuran yang akan terus meningkat di wilayah  ini, maka konsumsi minyak goreng  juga akan terus tumbuh. Hal ini menunjukkan potensi pasar yang besar untuk minyak goreng sawit.Dari sisi geo strategis, terlihat bahwa pasar China dan India dengan jumlah penduduk yang besar merupakan  pasar yang harus dimaksimalkan oleh produksi minyak goreng sawit Indonesia. Kedekatan  jarak merupakan nilai tambah bagi Indonesia. Oleh sebab itu, memaksimalkan pasar China dan India jelas lebih menguntungkan ketimbang menjual produksi ke wilayah Eropa atau Amerika yang mempunyai jangkauan  jarak  yang lebih jauh sehingga akan memerlukan biaya angkut yang lebih tinggi.


Dari gambar diatas, presentase penyebaran pabrik minyak goreng di Indonesia adalah sebagai berikut :
a.       Sumatera Utara           30.46 %
b.      Riau                             24.83 %
c.       DKI Jakarta                13.01 %
d.      Jawa Timur                  9.62 %
e.       Sumatera Selatan        7.18 %
f.       Sulawesi Utara            5.28 %
g.      Jawa Barat                  3.38 %
h.      Sumatera Barat           1.97 %
i.        Lampung                     1.74 %
j.        Sulawesi Tengah         0.70 %
k.      Kalimantan Barat        0.64 %
l.        Jambi                           0.59 %
m.    Jawa Tengah               0.59 %

Berdasarkan tabulasi data dapat diinformasikan bahwa pabrik minyak goreng di Indonesia telah berkembang di 13 propinsi. Wilayah terluas terdapat di Sumatera, diikuti Jawa, Sulawesi dan Kalimantan. Lima propinsi terluas berturut-turut adalah Sumatera Utara (30.46%), Riau (24.83%),  DKI Jakarta (13.01%), Jawa Timur (9.62%) dan Sumatera Selatan (7.18%).
Dengan luasnya perkembangan pabrik minyak goreng serta berlimpahnya sumber bahan baku minyak goreng di Indonesia, sangat diharapkan industri minyak goreng di Indonesia dapat terus memperluas pasarnya hingga keluar negeri.

       III.      Perkembangan Produksi dan Konsumsi Minyak Goreng
Perbandingan produksi dan konsumsi  minyak goreng sawit di Indonesia disajikan dalam tabel berikut:

Dari tabel diatas terlihat bahwa Indonesia surplus produksi minyak goreng, dimana konsumsi domestik telah terpenuhi dari industri minyak goreng dalam  negeri, sisanya, diekspor ke negara lain.


Sumber: